Begini ceritanya :
Seorang petani dan istrinya bergandengan tangan menyusuri jalan sepulang dari sawah sambil diguyur air hujan. Tiba-tiba lewat sebuah motor di depan mereka. Berkatalah petani kepada istrinya, "Lihat Bu, betapa bahagianya suami istri yang naik motor itu. Meski mereka kehujanan, tapi mereka bisa cepat sampai di rumah. Tidak seperti kita yang harus lelah berjalan untuk sampai ke rumah."
Sementara itu pengendara motor dan istrinya yang sedang berboncengan di bawah derasnya air hujan melihat sebuah mobil pick up lewat di depan mereka. Pengendara motor itu berkata kepada istrinya, "Lihat Bu, betapa bahagianya orang yang naik mobil itu. Mereka tidak perlu kehujanan seperti kita."
Di dalam mobil pick up yang dikendarai sepasang suami istri terjadi perbincangan ketika sebuah sedan Mercy lewat, "Lihatlah Bu, betapa bahagia orang yang naik mobil bagus itu, pasti nyaman dikendarai tidak seperti mobil kita yang sering mogok."
Pengendara mobil Mercy itu seorang pria kaya, dan ketika dia melihat sepasang suami istri yang berjalan bergandengan tangan di bawah guyuran air hujan, pria kaya itu berkata dalam hati, "Betapa bahagianya suami istri itu, mereka dengan mesranya berjalan bergandengan tangan sambil menyusuri indahnya jalan di pedesaan ini. Sementara aku dan istriku tidak pernah punya waktu utk berduaan karena kesibukan masing-masing."
Emang semua yang ada di cerita itu benerrrr banget dan mungkin dirasakan bukan oleh gua sendiri tapi oleh setiap orang juga. Kalo gua selalu liatnya ke "atas", dijamin seumur hidup gua gak bakal bahagia. Hidup gua akan selalu penuh dengan "kekurangan" .
Misalnya aja gua kenal seorang ibu yang gak perlu kerja tapi duitnya bisa dateng sendiri en bisa hidup mewah , kerjaannya keliling2 luar negeri, shopping abisin duit, mukanya licin karena perawatan salon dan operasi plastik sana sini , tiap ketemu mobilnya selalu ganti2 en lengkap dengan supir dan bodyguard. Coba, apa gak sirik liatnya? Darimana tuh duit? Jatoh dari langit? Apa punya pohon duit atao dia pelihara tuyul ya? (Hehehehe, gua mulai kepohhhhh!). Aahhh tidakkkk, gak akan habis duitnya tujuh turunan. Pantesannn,....inilah sebabnya mungkin gua keturunan yg ke delapan dari kakek moyang gua, so harta udah dihambur2in duluan..wewwwww ( mulai ngaco ceritanya...). Tapi setelah gua mengagumi "kelebihan" ibu itu, ternyata ada yang kurang. Dia jarang tampil sama suami dan anaknya. Lama2 mukanya dah berkerut tidak bahagia dan ga pernah bercanda, selalu serius obrolannya. Oalahhh....tuhh kann, gua masih bersyukur dong kemana2 masih bisa nenteng anak dan selalu ditemenin myhubby.
Itukan kalo gua liatnya ke atas dan kebanyakan mendangak ke atas lama2 pegel kann? Sekarang coba kalo liatnya ke "bawah", kebetulan pas kepasar nih. Ceritanya di pasar ada suami istri tukang sayur langganan gua. Mereka suka bercanda klo ngelayanin pembeli dan banyak ketawanya. Trus pas ngobrol2 tanya kehidupannya sehari2, gubrakkk, gua mau pingsan. Ternyata mereka tiap hari udah standby jam 3 pagi di pasar buat nata sayur mayurnya. So, ketiga anaknya yang masih SD dikunciin aja dirumah karena masih tidur. Ntar suaminya jam 7 balik ke rumah untuk anter sekolah anak2nya yang udah siap berangkat karena udah bisa mandiri urus dirinya masing2. Terus abis dagang di pasar mereka pulang menjelang sore, beres2 di rumah, masak, tidur secukupnya dan begitu seterusnya setiap hari. Yahh ampunnn, mana cukup ya tidurnya? Gua aja termasuk kebluk, tiap hari bangun menjelang anter anak2 gua sekolah karena semua urusan anak2 mau sekolah udah disiapin sama pembokat. Gua tinggal starter mobil tanpa mandi apalagi cuci muka , langsung berangkat deh drop anak gua. Abis itu tidur lagi. Hehehehe...what a happy life...
Nahh , dari dua contoh orang2 disekitar gua yang bagaikan bumi dan langit, gua cuman bisa mensyukuri hidup gua yang "biasa2" aja. Kadang gua suka kepikir : kita semua dilahirkan sama2 sebagai bayi yang ga bawa apa2 waktu lahir, tapi kenapa ada orang yang bisa kaya banget yaa? Trus kalo udah kaya mungkin aja emang "lebih bahagia" hidupnya karena materi berlimpah, mau apa2 tinggal beli, walopun ga jamin juga bisa bahagia terus. Yang miskin mungkin saja bahagia, tapi kebanyakan sumber masalah keluarga adalah ekonomi right? Ujung2nya tetap aja materi yang bicara.
Aahhhh pusing yaa bahas ginian karena sifatnya individual , personal dan ga bisa disamaratain. Gua cuman melatih Otak gua aja untuk tidak selalu tengadah ke atas, dan juga ga selalu merunduk ke bawah dan dengan begitu memang baru kerasa kalo mylife is so amazing. Jiahhhhh.....it's so true!
Gua cuman kerja ...usaha...kerja ...usaha...cuman itu aja prinsipnya. Gak bakal ada ujan duit, gak bakal bisa nanem pohon duit, gak bakal ada yang gratis di dunia ini. Mau bahagia? Usaha sendirilah. Think happy, then you'll get it. Happiness is only in your mind....
Akhirnya...ini kata2 penutup dari cerita di atas :
Kebahagiaan takkan pernah kita miliki jika kita hanya melihat kebahagiaan milik orang lain, dan selalu membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain.kebahagian bukan semata di liat dari harta karena orang yg berharta blum tentu bahagia
Bersyukurlah senantiasa atas hidupmu, supaya kamu tahu di mana kebahagiaan itu berada . Berhentilah Membandingkan... Hitunglah Berkat Berkat mu, dan Berbahagialah selalu...
Note : Sumber cerita petani itu : unknown ( cerita kayak gini dapet dr email atau bbm teman yg gak tau lg sumbernya, jadi maaf ga bisa cantumin namanya ya ).
Sent from BlackBerry® on 3
iya yan, yang penting kita harus selalu bersyukur atas apa yang kita udah punya ya...
ReplyDelete